Membaca. Apa yang tiap saat kita baca? Apa itu hanya sebatas
membaca tulisan? Tidak.
Bukan hanya itu saja, terkadang mmbaca seseorang itu sangat
menyenangkan. Ya, aku membaca. Membaca tiap orang yang berada di dekatku. Aku
suka membaca. Hal ini telah lama aku
lakukan juga, bukan cuma dia yang membacakuu.
My
Sweetheart (begitulah panggilanku padanya), kurang lebih barusan bilang, kalo
dia sangat senang membaca orang. Lalu aku bertanya, bagaimana menilaiku, baca
aku. Tampak dia berpkir sejenak lalu berkata,
“Karena itu
sy bertahan untuk tetap sama kita”
“Apa itu?
Bagaimanaka bede?” tanyaku penasaran.
Dia
melanjutkan,
“Dari awal,
sy nilaiki sayang. Jujur ini sayang nah. Tidak sukaki sy liat sakiti
perasaannya org lain. Dan pikiranku kita kalo menilai org, tdk ada yang
dibeda2kan, biar mungkin sahabat, pacar, atau teman biasa sama semuaji. Tapi,
karena sifat tidak mau menyakiti
perasaannya org itu, kadang mungkin kita lakukan kayak bohong2 untuk menutupi
sesuatu. Itu penilaian awalku sayang, sampe selama yang masi bbm-anki. Yang
masi PDKT ka sama kita sayang. Mau jeka kasi masukan. Okelah, mungkin itu yg
terbaik yang kita rasa. Tapi tidak semua loh org bias menerima perlakuan yang
kita berikan. Maksud dan intinya dari sy bilang, kita tidak bias membedakan
porsi dari org2 yang kita perlakukan tsb. Perlakukan dgn carata. Semua org2
kita perlakukan sama, tdk peduli itu siapa sayang. Dan menurutku, kalo
begituki, secara tidak sadarki kadang kita berusaha agar org lain tidak sakit
tapi ternyata sakitji juga dia rasa”.
Hmmm…. Dia
lupa satu hal, kalo aku ini pelupa (sayangnya tidak bisa lupa dengan kenangan
pahit…. Hhhhhh….).
My
Sweetheart, mungkin memang ada benarnya, terkadang sulit bagiku untuk melukai
orang, biar diri ini saja yang sakit, bukan org lain. Tapi tanpa sadar, itu
juga yang malah bikin orang yang disayang itu justru lebih sakit. Maaf. Tiada
bosan2 aku berucap maaf. Kalo kata Taomingse sih, kalo minta maaf berguna, buat
apa ada polisi (eitt,.. ini bukan drama meteor garden).
Iyaaa,
mungkin tanpa sengaja aku melakukan pilihan2 sulit yang terkadang bodoh, tapi
intinya, selama hati ini masih bersikap lapang, mungkin rasa sakitnya tidak
akan terasa lagi. Bukankah Hati dapat menetralisir racun? (racun = sakit hati,
red.)
Tulisan ini
hanya bahan refleksi. Refleksi diri dari seorang kekasih.
Dear, thank
you so much, you being here with me after all appraisal about me for one year.
:*
(tepatnya
setahun sebulan)