My Mr. Teddy Bear

Mr. Teddy Bear...
Hahaha...
Mr. Teddy Bear, aku menyebutnya seperti itu, dia mmg seperti boneka Teddy, paling bisa membuat nyaman dan senang siapa pun yang berbincang dengannya.
Dengan dia, bercerita banyak hal, dia bisa mengajarkan banyak nasihat, tentang bagaimana seharusnya beragama itu, bagaimana itu Islam, bagaimana menjadi sebaik-baiknya manusia, bagaimana dia memanjakan seorang Feby dengan lembut...
Tawa bodohnya yang usil, bibir tipisnya yang selalu membuatku gemas...
Genggaman tangannya, saat mencium punggung tanganku...
Hari ini aku lelah sekali, lelah menanggung rindu...
Maaf, hari ini aku cemburu...
Maaf, hari ini aku membuatmu kesal...
Maaf, hari ini hatiku sedang tidak ikhlas...
Tapi selalu ada keyakinan dalam hati, kaulah yang melengkapi...
Kita akan berjodoh sesegera mungkin, saat kita telah siap...

Read more...

Rasa

Di saat lelah dalam perjalanan hati,
Dia hadir, membagi cerita, membagi setengah hatinya...
Iya hanya setengah,
Dan jelas aku tahu itu...
Kita bercerita, kita tertawa, dan aku menangis bukan karena dia,
tapi karena lelah kesepian di tengah cinta yang memudar, dan tak ada penghargaan sedikitpun..
Bagi dia aku hanya teman sepinya, begitupun aku, mungkin menjadikan dia tempat untuk belajar melepas, belajar ikhlas atas apa yang membuat tidak nyaman, tapi tetap ingin kutahan...
Dia tahu benar bagaimana memperlakukan wanita, dia tahu benar bagaimana menyayangi orang tuanya terutama ibunya, dia sayang dengan keluarganya...
Dan semua itu akhirnya menyadarkanku kalau selama ini, dari semua pria yang aku jadikan kriteria awal untuk jadi suami kelak adalah yang tahu bagaimana menyayangi ibunya, bukan yang suka memarahi ibunya, karena jikalau sayang, tidak mungkin ada kekasaran di dalamnya...
Dari dia aku belajar bagaimana itu ikhlas...
Dari dia aku tahu apa itu sayang...
Rasa ini memang hadir
Rasa ini tidak salah
Rasa ini hanya untuk orang yang tepat, bukan untuk dia, bukan untuk masa lalu...
Rasa ini tidak boleh jatuh pada tempat yang salah lagi...
Semoga...

Read more...

~ Perjalanan Hati ~

Sebenarnya apa yang dilakukan Hati? Kenapa dia begitu mudah berbolak-balik?
Kenapa pula hanya ada satu tempat yang dituju?
Kenapa Hati nya tidak bisa seperti Otak?
Capek, jelas iya capek kalo cuma menanggapi hati, maunya seperti ini,
Setelah dipikirkan, mungkin lebih baik minta sama Allah

Berpisah dari Pisces, sudah bulat diputuskan, waktu 6 tahun bukan waktu yang singkat.
Sudah terlalu banyak air mata yang jatuh, terlalu lelah saat tidak ada kata "saling" dalam hubungan ini.
Semua dia putuskan sendiri, tanpa pernah mendiskusikan semua dengan baik-baik. Seolah aku hanya bagian yang ada dalam rencananya, tanpa dia pikirkan bahwa aku juga butuh berpendapat, dan dari setiap pendapat, itu artinya menjadikannya masalah.

Menyatukan dua hati, dua orang yang berbeda itu tidak mudah, mengajak orang lain untuk hidup bersama, tapi bukan berarti menjadikan mereka boneka kan?
Segalanya berakhir hanya dalam sekejap....

Hati tolong jangan jatuh pada kesalahan yang sama, jangan dengan orang yang salah lagi

Read more...

Mencari Tenang, Mencari Kesejukan Hati....

Sebagai anak yang terlahir di keluarga yang bisa dibilang dwi agama, rasa-rasanya sangat haus dengan yang namanya pelajaran agama... Bagaimana saya menjalani dua keyakinan yang pernah saya yakini dan yang saya yakini sekarang...
Banyak hal yang saya rasakan, banyak perbedaan yang saya hadapi...
Jelas berbeda sekali, keyakinan yang saya yakini sekarang dengan yang dulu...
Kalo dulu tidak berdoa, rasanya tenang saja, tapi sekarang rasanya saya merasa ada yang kurang...
Jujur saya ingin bilang
Beruntunglah teman-teman blogger yang pada dasarnya punya pendidikan agama yang pasti dari keluarga, dari lingkungan, tidak seperti saya yang mencari, yang menelaah sendiri, yang mana yang terbaik dan benar-benar membuat hati ini bergetar...
Dalam beberapa hari ini, saya benar-benar sangat-sangat rindu padaNya
Merasa sedih, merasa takut dengan banyaknya dosa, banyaknya kekhilafan yang saya lakukan...
Bahkan ibadah-ibadah malam saya tinggalkan, karena lelah bekerja
Entah apa, saya merasa kosong, merasa hampa, merasa benar-benar kehilangan satu hal yang dalam hati saya, entah itu apa...
Ternyata ada yang kurang, kekosongan itu tidak lain karena sejak bekerja, lelah bekerja, saya meninggalkan shalat Tahajjud saya, saya tidak menyandarkan diri saya padaNya...
Rasanya melebihi rasa rindu pada manusia...
Saya rindu berdialog, saya rindu memohon ampunanNya
Menyadari bahwa pemahaman agama saya masih sangat terbatas, menyadari bahwa saya tidak punya apa-apa sama sekali, menyadari bahwa saya tidak mengerti tentang hidup ini
yang tidak pernah lagi saya bagikan padaNya...
Jika ada yang tanya, bagaimana mencari ketenangan, bagaimana mencari kesejukan hati, mungkin inilah jawabannya, hanya sujud, sebatas dahi dan lantai di tiap sepertiga malam...
Hidup bukan hanya tentang dunia...
Hanya Dia Allah yang Maha Mengerti, Maha Mengetahui, tak perlulah cari yang lain....

Read more...