Pada langit sejarah, sejuta tanya masih menggantung di sini, sebuah ketidakpastian yang selalu membayang...
***
Setahun telah berlalu, tulisan di kertas buram itu masih terlipat rapi. Entah mengapa aku ingin menyimpannya sepenuh hati. Pemikiran-pemikiran itu. Selalu membuat hatiku tertarik ketika membacanya.
Ya, aku telah jatuh. Jatuh terperosok hingga ke dasar.
Adakah kau tahu?
Tidak, tentu tidak. Kau terlalu sibuk untuk tahu tentang itu.
Hingga akhirnya dalam sebuah kesempatan, nasib mempertemukan.
Akhirnya, aku mengenalmu seutuhnya, Sang Pujangga.
bukan dengan tulisan, tapi dengan perkataan.
Terima kasih atas segala adab yang kau ajarkan.
Kau tahu?
Aku mulai mengerti dan berubah.
Kau mengubahku, mengubah duniaku.
Sangat disayangkan, aku selalu membuatmu kecewa dengan alasan ketidakpastian itu.
Beribu kata maaf, mungkin takkan pernah cukup.
Tapi, ketahuilah satu hal. Aku selalu mencoba melakukan yang terbaik.
Aku putuskan untuk berhenti, duhai Pujangga.
Berhenti mengecewakanmu dan memulai semuanya dari awal lagi.
Biarlah aku mengikuti aliran sungai nasib yang bermuara menuju luasnya samudera kehidupan yang belum pasti.
Karena kutahu, hanya satu yang pasti di dunia ini, yakni...
Ketidakpastian itu sendiri.
***
Ada alasan mengapa kita berjodoh dengan seseorang untuk beberapa waktu
dan tidak untuk waktu yang lain.
Bilakah mungkin ku mampu mengulang sejarah,
aku tetap ingin mengenal sosokmu...
Oleh : Feby Widyanata Susilo
Kamis, 03 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar