Dia.... Diaa... Diaaaa....
Ya, dia “My Dearest Skripsweet”. Semua mahasiswa pasti akan melewati sebuah fase di mana mereka harus menjalin hubungan dengan skripsi. Terutama bagi mahasiswa yang telah berada di tingkat akhir. Skripsi adalah sesuatu yang harus dicintai, dipahami, dan didalami. Skripsi merupakan bukti bahwa kita pernah memiliki pemikiran idealis tersendiri sebagai seorang mahasiswa tentang ilmu yang tengah kita pelajari.
Akhirnya tiba juga masa di mana Feby harus berhubungan dengan skripsi. Awal-awal pendekatan sudah mulai terasa berat, di mana Feby harus memilah-milah, skripsi seperti apa yang akan Feby cintai, pahami, dan dalami? Esensi seperti apa yang sesuai dengan pemikiran Feby? Apa yang ingin Feby teliti? Bayang-bayang pendekatan ini dimulai sebelum KKN, Feby dan teman-teman harus memiliki judul masing-masing. Sempat agak stress juga memikirkan itu. Feby akhirnya ingin meneliti tentang Kemitraan antara pengusaha dengan petani, apakah kemitraan yang ada dapat menguntungkan kedua belah pihak atau tidak. Judul Skripsweet beserta pembimbing pun telah disetorkan. Kurang lebih selang 2 bulan berikutnya (setelah KKN,red), nama pembimbing pun telah keluar. Feby bergelut dengan cek lokasi. Tapi sungguh miris, di tengah siang bolong, perusahaan yang ingin dijadikan lokasi penelitian ternyata telah gulung tikar, sepertinya perusahaan ini pindah lokasi (itulah susahnya, kalau kita tidak punya koneksi). Feby bertanya-tanya dan akhirnya dapat informasi dari seorang teman yang pernah meneliti tentang perusahaan itu, tapi hasilnya nihil. Terpaksa Feby banting setir dan beralih ke Gernas Kakao, bagaimana keefektifitas program bansos dari pemerintah tersebut setelah tiga tahun berjalan.
Demi My dearest Skripsweet, Feby melancong ke Pinrang. Di Pinrang, lumayan berat karena mesti mengurus berbagai persuratan dan itu melelahkan. Pengorbanan untuk Skripsweet tersayang adalah sebuah proses. Selama 3 hari Feby berada di sana, sempat bertemu dengan ketua kelompok tani, dan memperoleh sedikit data. Feby akhirnya balik ke Makassar, setibanya di Makassar, proposal pun telah dibuat, lalu berhadapan langsung dengan dosen pembimbing. Kedua dosen pembimbing Feby tidak tertarik dengan judul yang Feby inginkan. Mereka tidak sreg (gagal lagi). Penelitian tentang Gernas sudah terlalu membosankan. Judul Feby ditolak. Feby disuruh meneliti tentang tanaman nilam. Remuk jantungku. Hhhhhhhh...... T.T.....Tapi dag boleh menyerah sampai situ saja kan? Bagaimana pun jalannya, harus dilalui.
Nilam, lokasi penelitian tentang tanaman ini sangat jauh. Untuk pulau Sulawesi sendiri, penelitian Nilam berada di Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kolaka Utara. Beruntung Feby punya teman yang meneliti tentang tanaman ini juga, jadinya Feby bisa bareng ke sana. Makasihh Sury sayanggg...*hug.
Ini adalah bukti asistensi pertama Feby.... Akhirnya Feby bisa asistensi juga.... Fiuuuuhhh....
Sekali lagi, semua butuh pengorbanan dan proses yang tidak mudah, bukan? Tapi kalau kita sudah punya niat yang baik akan sesuatu, pasti akan baik nantinya, mungkin tidak instan, tetapi pasti adanya. Fighting Bhibie!!!! (^o^)/
To be continued.....
0 komentar:
Posting Komentar