Dunia ini abu-abu,
seperti itukah?
Kau membuatku sadar tentang makna,
tentang sesuatu yang tiadalah mungkin, serupa khayal tiada bertepi
Bukan kemarau yang membuatmu luka, hanya saja...
kita terlalu cepat membacanya
Aku menggenggam luka
dan,
Aku telah memilih,
begitu juga dirimu...
Aku memilih pergi
karena bagiku,
memelukmu bukanlah takdirku
Mungkinkah semua kembali?
Bilakah waktu itu tiba, kita mungkin telah lupa
Aku dan dirimu, sesaat di keabadian
Hanyalah waktu yang mampu membawaku menuju istana hatimu...
~~
Sayap ini telah patah,
butuh waktu untuk merajut kata lagi
Katamu, aku tak boleh mencintai,
jangan... jangan pernah, memintaku menemanimu
merangkai cinta, kata demi kata
Aku lelah mencintai...
Lelah mengagumi tanpa tepi...
Aku memilih, maka aku melepasmu dari genggam cintaku...
Pergilah, jadilah langit bagi pelangimu...
~~~
Saat lelah, melihat banyak gadis tersakiti oleh lakumu,
tapi jangan pernah mematikan api cinta mereka
Seperti saat kau mematikan api cintaku...
Cukup diriku saja,
karena kau akan selalu menjadi misteri bagiku...
Ya, misteri yang mempermainkan rasa,
namun aku selalu bahagia, bermain dalam rangkaian kata-kata indahmu
Balas demi balas...
Kata demi kata...
"...Mianhae, Saranghamnida oppa..."
Sabtu, 11 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar